Bila menginginkan masalah tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi selesai, satu-satunya solusi adalah dengan tidak mengirim TKI. Saat ini, selain Indonesia, tidak ada negara yang mengirim TKW. Sekarang ini di Saudi juga di negara-negara Islam di Timur Tengah sudah tidak ada lagi negara yang semiskin apa pun mengirimkan TKW pembantu rumah tangga.
Itu sudah tidak ada kecuali Indonesia.
Negara-negara lain memutuskan kebijakan tidak mengirim TKW ke Arab karena untuk menyelamatkan mereka hampir tidak mungkin.
Maka sebenarnya, kalau memang masalah TKW ini mau selesai ya yang dikirim TKI saja jangan TKW rumah tangga, diakui masalah TKW sudah sulit diselesaikan. Kalau memang mau diselesaikan sudah harus lewat diplomasi tingkat tinggi, yakni bagaimana diplomasi antar kepala negara agar TKW ditarik saja.
Negara-negara lain seperti Yaman, Pakistan, Banglades, Somalia, Filipina sudah tidak ada yang mengirimkan TKW untuk pekerjaan rumah tangga. Cuma Indonesia saja. Malah kadang-kadang kita dibilang bangsa tidak punya malu sama mereka. Selain diplomasi tingkat tinggi level kepala negara, harus ada gerakan lintas kementerian seperti antara Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM. Pengiriman TKW tidak hanya memunculkan tragedi penyiksaan, tapi juga tragedi keluarga seperti suami yang kawin lagi atau hancurnya kehormatan keluarga.
Masalah TKW bukan menyangkut devisa saja tapi masalah kehormatan bangsa. Masalahnya mampu tidak Kementerian Tenaga Kerja menyetop pengiriman TKW.....???)***
Maka sebenarnya, kalau memang masalah TKW ini mau selesai ya yang dikirim TKI saja jangan TKW rumah tangga, diakui masalah TKW sudah sulit diselesaikan. Kalau memang mau diselesaikan sudah harus lewat diplomasi tingkat tinggi, yakni bagaimana diplomasi antar kepala negara agar TKW ditarik saja.
Negara-negara lain seperti Yaman, Pakistan, Banglades, Somalia, Filipina sudah tidak ada yang mengirimkan TKW untuk pekerjaan rumah tangga. Cuma Indonesia saja. Malah kadang-kadang kita dibilang bangsa tidak punya malu sama mereka. Selain diplomasi tingkat tinggi level kepala negara, harus ada gerakan lintas kementerian seperti antara Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM. Pengiriman TKW tidak hanya memunculkan tragedi penyiksaan, tapi juga tragedi keluarga seperti suami yang kawin lagi atau hancurnya kehormatan keluarga.
Masalah TKW bukan menyangkut devisa saja tapi masalah kehormatan bangsa. Masalahnya mampu tidak Kementerian Tenaga Kerja menyetop pengiriman TKW.....???)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar