Jauh-jauh hari publik dan kalangan pengamat sosial politik sudah menebak bahwa Incumbent Atut Chosiyah bakal didukung banyak partai karena uangnya begitu sangat-sangat banyak, sehingga partai pendukung Atut ‘ngiler’ dengan duitnya. Demokrat pada awalnya diprediksi bakal mendukung juga incumbent lantaran semua kader demokrat yang duduk di dewan Banten sangat-sangat dekat dengan Atut dan sudah mencicipi duitnya. Namun, tiba-tiba instuksi Cikeas lewat tangan Anas Urbaningrum, kader Golkar tebaik Kota Tangerang, Wahidin Halim (WH) ‘dicomot’ dan kemudian ‘disulap’ menjadi Ketua Demokrat Banten. ‘Menangis’ itulah istilah yang saat ini melekat pada kader-kader Demokrat Banten, tetapi nasi sudah jadi bubur, tidak nurut maka jabatan karir dewan atau pengurus partai (kader) siap melayang.
PKS pun yang semula sudah dekat-dekat bahkan konon juga sudah menikmati atas dukungan kepada adik-adiknya yang juga sudah pasti ada tawar-menawar duit. Namun karena opini publik gencar mengkritisi partai dakwah ini, tiba-tiba PKS mengusung kadernya dan sedikit demi sediki menjauhi incumbent. Kini partai berlambang Ka’bah ini mendekati sikembar ka’bah (PPP). Rumor HM. Mardiono (Ketua PPP Banten) akan digandeng Jazuli sangat mungkin terjadi selain visi partainya sama, kedua partai ini cukup lumayan di Banten suaranya dan PPP dan PKS digabung, maka akan terjadi gabungan uang yang cukup besar.
PKS adalah partai dakwah yang kaya raya, bagaimana tidak kaya raya, setiap anggota dewan dari tingkat daerah hingga pusat rata-rata dipotong sekian persen (besar-lah pokoknya), makanya anggota dewan PKS semuanya terlihat (maaf) miskin karena gajinya dipotong oleh pengurus untuk kas kampanye. Dari informasi yang diperoleh, konon PKS dalam pilgub Banten kali ini sudah menyiapkan dana lebih dari Atut. Bila Atut selama ini ‘bergembor’ sudah siapkan 500 milyar, PKS konon menyiapkan lebih dari itu, bahkan 2 T pun siap, kata sumber yang juga Ketua Fraksi PKS di salah satu kota. Belum lagi, seorang Mardiono, ia adalah salah satu pengusah sukses Banten bahkan disebut juga ‘Chasan Shocib Junior’ karena memang uangnya sangat-sangat banyak alias konglemerat lokal.
Bagaimana dengan Wahidin Halim (WH) ? orang bilang Wahidin adalah walikota paling miskin, karena memang selama ini dikenal ‘bersih’ katanya. Tetapi, ketika telah ‘dicomot’ partai besar, jangan pikir WH miskin karena sudah pasti WH kecipratan rezeki Demokrat yang katanya pun Demokrat uangnya sungguh sangat tak terbatas. Bayangkan saja, Nazarudin seorang mantan bendarahar Demokrat dalam setahun menangani tender lebih dari 50 trilyun, fantastis dan luar biasa. Pun sama, isunya WH akan didukung dengan dana yang juga fantastis, pastinya sangat masuk akal. Karena memang Demokrat adalah partai berkuasa yang notebene bisa menyulap apa saja untuk menjadi duit. Artinya bisa lebih dari 1000 milyar alias 1 T.
Perang duit dan citra bakal terjadi pastinya, tetapi kemenangan dalam pilgub kali ini tidak semata-mata duit, tetapi strategi marketing dan penentuan pendamping adalah yang paling menentukan, waktu yang tinggal 5 bulan lagi cukup untuk perang opini (citra), siapa kuat opini pencitraanya, maka bisa jadi ia menjadi keluar sebagai pemenang. INGAT SUARA PARTAI kini tidak menjadi penentu, masyarakat sudah bosan dengan janji-janji partai. Masyarakat lebih percaya kepada media dibanding dengan partai. Dan sudah pasti campur tangan SANG PENCIPTA ALAM yang bakal menentukan kemenangan. SELAMAT BERTARUNG.